Berwibawa, disiplin, tegas—yang kadang membuat lawan bicara gentar, kebaikan hati tidak tertandingi, tekad dan kerja keras, begitulah sosok Koordinator BKM Sumber Makmur, Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo Drs. Agus Suyadi.
Kiprah pria kelahiran Sukoharjo 14 Agustus 1959 sebagai koordinator BKM ini tak diragukan lagi. Apalagi, ditambah bukti berupa hasil yang dicapai oleh BKM Sumber Makmur, antara lain menjadi runner up (juara ke-2) dalam ajang ajang BKM Award 2008 se-Kabupaten Sukoharjo. Dan, saat ini, BKM Sumber Makmur juga menjadi satu dari tujuh desa/kelurahan, yang maju sebagai peserta pengajuan Program Neighborhood Development (ND), atau yang juga dijuluki sebagai program Noto Deso.
Lalu, apa yang memotivasi Agus Suyadi sebagai pengurus BKM? “Motivasi saya hanya satu, yaitu mengabdikan diri untuk kemajuan masyarakat Sonorejo khususnya, agar menjadi masyarakat yang memiliki keunggulan dan kelebihan dengan berbekal potensi yang ada. Sehingga, suatu saat Sonorejo mampu menjadi masyarakat mandiri dan berdaya seperti yang kita inginkan bersama,” jawab dia.
Ia mengaku, menjadi koordinator BKM bukan pilihannya sendiri, melainkan dipilih oleh masyarakat. Tugas koordinator adalah sebagai motor penggerak pemberdayaan masyarakat, sehingga dituntut tanggung-jawab, kerja keras, komitmen serta loyalitas dan dedikasi.
Semua kerja keras dan pengabdian Agus selama ini memang tanpa pamrih. Malah, ia telah memberikan tenaga, pikiran dan mengorbankan materi pribadi guna mendanai kegiatan BKM Sumber Makmur. “Untuk mewujudkan BKM yang solid harus diawali dari rasa memiliki dan tanggung jawab yang sama, serta membangun sebuah jalinan kerjasama yang dilandasi azas kekeluargaan yang kuat sebagai modal utama. Hal tersebut akan memunculkan suatu pemahaman dan persepsi serta tujuan yang sama, sehingga dalam sosialisasi kepada masyarakat pun akan satu suara,” tegas dia.
Meski demikian, ia mengatakan, keberhasilan BKM tidak terlepas dari kerjasama, dukungan dan keaktifan para anggota BKM lain, UP-UP serta sekretaris yang senantiasa siap memberikan kinerja terbaiknya.
Keberhasilan BKM tidak terlepas dari kerjasama, dukungan dan keaktifan para anggota BKM lain, UP-UP serta sekretaris yang senantiasa siap memberikan kinerja terbaiknya [Dok. Korkot Sukoharjo, Jateng]Lebih lanjut, Agus menjelaskan, realisasi kegiatan lingkungan (fisik) yang dilaksanakan BKM Sumber Makmur melalui BLM dan swadaya masyarakat Kelurahan Sonorejo adalah pembuatan talud, pembuatan rabat beton, dan pengaspalan jalan.
Untuk kegiatan sosial, masyarakat sepakat memilih program pemberian ternak ayam (pada tahap 1) dan ternak kambing (pada tahap 2 dan 3). “Dipilihnya program pemberian ternak ayam dan kambing sebagai kegiatan sosial karena dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga prasejahtera secara signifikan, dan diperkirakan dapat menjadi salah satu usaha sebagai mata pencaharian,” jelas Agus.
Sementara itu, di sisi kegiatan ekonomi bergulir, Kelurahan Sonorejo dinilai berhasil dengan tingkat pengembalian (RR) mencapai angka 93% pada Juni 2009. Angka RR tersebut merupakan yang paling tinggi se-Kabupaten Sukoharjo dalam kategori BKM wilayah lama.
Menurut Agus, mempertahankan RR terletak pada kerja sama yang solid antarsesama anggota BKM, disertai penerapan sanksi sosial dalam masyarakat sendiri. “Kuncinya adalah keberanian BKM untuk tegas dalam melakukan sanksi sosial. Misalnya, dengan cara melakukan pengalihan kegiatan lingkungan dan tidak mendapatkan manfaat dari kegiatan sosial jika wilayah tersebut terdapat kemacetan di bidang ekonomi. Tapi, sebelum dilakukan pengalihan, kita harus mensosialisasikan sanksi ini terlebih dahulu kepada RT/RW bersangkutan. Memang perjuangan selalu ada resikonya,” tegas Agus.
Di sisi lain, bapak berkacamata yang hobi membaca ini selalu memperdalam pengetahuan dan pemahamannya mengenai PNPM Mandiri Perkotaan. Tujuannya agar ia senantiasa mampu memberikan wawasan terkait konsep Tridaya dan tujuan PNPM Mandiri Perkotaan kepada masyarakat luas, sehingga dapat memotivasi masyarakat pra sejahtera untuk bangkit dari kemiskinan menuju sebuah kemandirian.
Tak heran jika pemahaman Agus terhadap tahapan dan mekanisme serta orientasi PNPM Mandiri Perkotaan sangat mendalam. Dengan fasih dan lugas, ia mampu memaparkan berbagai penjelasan mengenai kegiatan lingkungan, ekonomi dan sosial. Bahkan, ia bisa menjelaskan mengenai tugas UP, BKM, sampai dengan pemaparan program Tridaya kepada Tim Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosiologi Fisipol UNS, yang pernah melakukan penelitian deskriptif kualitatif tentang pelaksanaan konsep Tridaya PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Sonorejo.
Padahal, jika dilihat lebih dalam Agus sudah cukup disibukkan dengan tugasnya sebagai Wakil Kepala Sekolah SMPN 5 Sukoharjo—salah satu sekolah berstandar nasional—ditambah aktivitas kemasyarakatan lainnya dan usaha pertanian yang ditekuninya. Namun, ia selalu memiliki waktu untuk aktif sebagai koordinator BKM Sumber Makmur.
Agus mengaku, dukungan pihak keluarga sangat berpengaruh terhadap kinerjanya sebagai koordinator BKM. Istrinya, Dra. Maryatun, seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 6 Sukoharjo, selalu mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Agus. Terutama dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai koordinator BKM. Bahkan, setiap kali Tim Fasilitator, anggota BKM atau UP bertandang ke rumahnya yang asri di Ngunut guna membahas permasalahan BKM, ibu setengah baya berjilbab ini selalu ramah menyambut mereka dan siap menyajikan hidangan.
Keunggulan kualitas yang dimiliki Agus Suyadi dan keluarganya, sungguh merupakan suatu suri teladan luar biasa dalam dunia pemberdayaan dan patut dicontoh oleh kita semua. Pak guru, jejak birumu senantiasa terkenang! (Dhian Artika Mahardini, S.Sos., Fasilitator Sosial Tim Faskel 25/Dade Saripudin, Askot CD Koorkot Sukoharjo, KMW SWK XIV Jateng, PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina)
diambil dari :http://team25.wordpress.com/

Selasa, 23 Maret 2010
Jejak Biru Sang Koordinator
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
semoga saja kiprah kepemimpinan beliau tidak berhenti untuk periode ini.... selamat berjuang bapak
BalasHapussemangat pak
BalasHapus